Latar Belakang : Gejala penurunan kebugaran paru-jantung di masyarakat sudah mulai
banyak terjadi. Dalam penelitian epidemiologi aktivitas fisik dan kesehatan pada tahun
1998, sebanyak 64% tingkat kebugarannya paling rendah.Sharkey, 2003,
mengemukakan sebagian besar masyarakat yang mulanya harus bekerja secara fisik
namun diganti oleh peran peralatan yang serba otomatis untuk mengganti hampir
semua kerja manusia, sehingga orang cenderung statis kurang kerja fisik dan bermalasmalasan (sedentary) dan tidak mengimbanginya dengan latihan-latihan/olahraga, serta pola makan yang baik untuk menunjang meningkatnya kebugaran tubuh. Saat ini telah banyak orang melakukan olahraga untuk memenuhi kebugaran tubuh, namun perlu di teliti apakah kebugaran yang di harapkan dapat terpenuhi ataukah tidak. Karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran seseorang, salah satunya keseimbangan asupan zat-zat gizi dan latihan. Karena kebugaran paru-jantung memerlukan terpenuhinya kebutuhan energi agar tubuh dapat terus mensuplai oksigen pada paru dan jantung saat melakukan latihan olahraga.
00000.
paru-jantung peserta senam aerobik di sanggar senam dan fitness centre kartika Dewi
Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan
pendekatan cross sectional. Tempat penelitian yaitu di Sanggar Senam Kartika Dewi
Yogyakarta. Pengambilan data untuk mengetahui asupan energi dan mengukur tingkat
kebugaran paru-jantung.. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan asupan energi dan
tingkat kebugaran paru-jantung peserta senam aerobik, dilakukan uji statistik dengan
metode Chi-Square. Sedang untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan asupan energi
dan status kebugaran paru-jantung peserta senam aerobik, dilakukan uji statistik dengan
metode t-test.
Hasil : Sebagian besar responden yang mempunyai kategori asupan energi “cukup”
berjumlah 57%, sedangkan 43% berkategori “kurang”. Sebanyak 50.6% responden
mempunyai status kebugaran “baik” dan 49.4% berstatus “kurang”.Berdasarkan hasil uji
statistik Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% diperoleh (p<0.05). Sehingga ada
hubungan bermakna antara asupan energi dan tingkat kebugaran paru-jantung peserta
senam aerobic di sanggar senam Kartika Dewi. Sedangkan berdasarkan hasil uji
statistik t-test diperoleh nilai t hitung = 10.319 pada tingkat kepercayaan 95%, (p=<0.05).
Sehingga ada perbedaan signifikan antara asupan energi responden terhadap status
kebugaran paru-jantung (VO2Max)
Kesimpulan : Ada hubungan bermakna antara asupan energi dan tingkat kebugaran
paru-jantung (VO2 Max) responden penelitian di sanggar senam Kartika Dewi,
hubungan positif yaitu bila asupan energi responden cukup maka tingkat kebugaran
paru-jantung (VO2 Max) akan baik. Ada perbedaan signifikan antara asupan energi dan
status kebugaran paru- jantung (VO2 Max) responden penelitian di sanggar senam
Kartika Dewi Yogyakarta.
Kata Kunci : Asupan energi, Kebugaran, Aerobik.
No comments:
Post a Comment