Case Control
Rancangan penelitian ini ada yang menyebutnya sebagai studi retrospektif, meskipun istilah ini kurang tepat. Penelitian ini berusaha melihat ke belakang, yaitu data digali dari dampak (efeknya) atau akibat yang terjadi. Kemudian dari dampak tersebut ditelusuri variable-variabel penyebabnya atau variable yang mempengaruhi.
Penelitian epidemiologi kasus-kontrol ini hasil korelasinya lebih tajam dan mendalam bila dibandingkan dengan rancangan penelitian potong-lintang, sebab menggunakan subyek kontrol atau subyek dengan dampak positif dicarikan kontrolnya dan subyek dengan dampak negatif juga dicari kontrolnya. Kemudian variable penyebab atau yang berpengaruh ditelusuri lebih dulu, baru kemudian faktor risiko atau variable yang berpengaruh diamati secara retrospektif.
Kelebihan penelitian case control :
a. Tidak menghadapi kendala etik, seperti halnya penelitian kohort dan eksperimental.
b. Pengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaan.
c. Adanya pengendalian faktor risiko sehingga hasil penelitian lebih tajam.
d. Tidak perlu intervensi waktu, lebih ekonomis sebab subyek bias dibatasi.
Kekurangan penelitian case control :
a. Tidak diketahuinya efek variable luar oleh karena keterbatasan teknis yaitu variable yang tidak ikut dikenakan waktu matching.
b. Bias penelitian akibat tidak dilakukan pengukuran oleh peneliti dengan tanpa mengetahui yang harus diukur (blind measurement).
c. Kelemahan pengukuran variable secara retrospektif adalah obyektivitas dan reliabilitasnya sehingga untuk faktor-faktor risiko yang tidak jelas informasinya dari anamnesis maupun data rancangan sekunder sangat berisiko bila menggunakan rancangan mengatasinya, anamnesis sebaiknya dilengkapi data penunjang yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, misalnya pemeriksaan laboratorium klinis, roentgenologi, mikrobiologis, dan imunologis. Apabila data tersebut adalah data sekunder, perlu dilengkapi dengan uraian mengenai cara memperopleh data secara lengkap.
d. Kadang-kadang untuk memilih kontrol dengan matching kita mengalami kesulitan oleh karena banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya subyek penelitian.
Contoh: riset tentang hubungan antara angioskorma hati dan vinil klorida (Brady et al, 1977), penelitian tentang kematian ibu postpartum dan persalinan sesar.
CASE CONTROL
Penelitian case control adalah rancangan penelitian epidemologi hubungan antara pajanan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status pajanannya.
Penelitian case control merupakan penelitian epidemologi longitudinal restrospektif, yaitu :
a. Dimulai dari status outcome (akibat/efek) baru kemudian sebab/eksposure.
b. Arahnya mundur
Skematis rancangan penelitian case control adalah :
Dalam penelitian ini terdapat 2 kelompok sampel yaitu sampel kasus dan sampel kontrol.
A. Sampel kasus, hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Kriteria diagnosis (dan definisi operasional); harus dibuat dengan jelas agar tidak menimbulkan bias informasi.
2. Populasi sumber kasus; dapat berasal dari rumah sakit atau masyarakat.
B. Sampel kontrol, hal – hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Karakter sumber populasi kasus; kontrol harus dipilih dari populasi yang karakteristik serupa dengan populasi asal kasus, tapi tidak memiliki penyakit yang diteliti. Sumber populasi dalam memilih kontrol adalah rumah sakit populasi umum, tetangga, teman, atau kerabat keluarga.
2. Keserupaan antara kasus dan kontrol.
3. Pertimbangan praktis dan ekonomis.
Kelebihan CASE CONTROL adalah relatif lebih murah dan cepat memperoleh hasil dan cepat dalam persiapan survey. Baik dilaksanakan untuk penyakit yang jarang/langka atau penyakit yang masa latennya panjang/masa inkubasinya lama serta dapat melihat hubungan beberapa penyebab terhadap satu akibat.
Kekurangan CASE CONTROL
1) Sulit menentukan kelompok kontrol yang tepat
2) Karena waktu proses sudah berlalu, maka sulit mendapatkan informasi yang akurat
3) Adanya pengaruh faktor luar, dan tidak dapat diketahui lebih mendalam mekanisme hubungan sebab akibat 4) Tidak dapat menemukan Relatif Risk secara langsung
5) Sulit menentukan apakah “causa” mendahului “effect”
6) Sulit melihat pada effect ganda dari suatu causa tertentu
Tahapan case control :
- Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
- Menetapkan variabel penelitian
- Menetapkan subjek penelitian
- Melakukan pengukuran variabel
- Analisis hasil
Analisis
Analisis data dalam penelitian case control dengan menghitung odds ratio (OR), yang merupakan estimasi relative risk.
Rumus Tabel :
Eksposure
|
Efek
|
Jumlah
| |
Ya
Kasus
|
Tidak
Kontrol
| ||
Ya
|
a
|
b
|
a+b
|
Tidak
|
c
|
d
|
c+d
|
Jumlah
|
a+c
|
b+d
|
N
|
Odds Ratio = ad : bc
Confidence Interval Odds Ratio = upper OR ( 1+Z/X )
= lower OR ( 1- Z/X )
Interpretasi
- OR = 1 , faktor risiko bersifat netral; risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan.
- OR > 1 ; Confient Interval (CI) > 1 faktor risiko menyebabkan sakit
- OR < 1 ; Confient Interval (CI) < 1 faktor risiko mencegah sakit
No comments:
Post a Comment