Health Researcher

Health Researcher
I love research

Friday, December 5, 2014

Tahapan memulai penelitian

Tahap 1 : Memilih Topik Area
Pertama-tama adalah memilih area topik yang akan anda pilih. Hal ini untuk memastikan bahwa riset yang akan anda lakukan tidak keluar dari jalur study anda. Jika kuliah pada jurusan manajemen, maka area topiknya bisa sangat luas, mulai dari studi perilaku organisasi, SDM, manajemen strategik, etc. Untuk jurusan keuangan, bisa memilih pasar modal, manajemen keuangan perusahaan, etc. Setelah anda memahami dengan jelas area topik yang anda pilih, maka selanjutnya adalah memilih topik spesifik yang akan diteliti.
Tahap 2 : Memilih Topik Spesifik dan Permasalahan yang Anda ingin Teliti
Tahap kedua ini adalah tahap paling penting dalam proses penyusunan proposal. Berdiskusi dengan promotor / pembimbing dapat membantu anda untuk memperoleh gambaran singkat mengenai topic yang akan anda ambil. Dalam konteks organisasi, seorang calon peneliti dapat langsung mendiskusikan permasalahan yang terjadi dengan pihak-pihak terkait seperti manager pemasaran (untuk mendiskusikan permasalahan seputar pemasaran), manager SDM (untuk menemukan permasalahan seputar SDM), dan lain sebagainya.
Tahap 3 : Melakukan Kajian Litelature dan Observasi
Setelah anda memilih area topik yang akan diteliti, misalnya mengenai pemasaran dengan topik perilaku konsumen, maka tahap ini adalah melakukan kajian litelature dari buku maupun jurnal untuk memperoleh gambaran mengenai apa saja tema-tema penelitian yang sedang “hot” akhir-akhir ini. Kajian litelatur juga bermanfaat bagi anda untuk memperoleh gambaran mengenai riset2 sebelumnya, kelemahan, gap (yang selanjutnya dapat dijadikan salah satu alasan bagi pemilihan topik karja ilmiah anda).
Observasi langsung ke lapangan dapat pula dilakukan dalam membantu anda untuk mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Misalnya, anda tertarik meneliti mengenai rendahnya penjualan merk sebuah ponsel. Anda bisa mulai mencari-cari faktor apa yang menjadi preferensi calon pembeli, mencari informasi langsung ke penjual, dan lainnya.
Hasil observasi anda ini, padukan dengan kajian litelatur. Sehingga anda memperoleh dua alasan yang sangat kuat untuk mempertahankan proposal anda dari sisi kajian litelatur (misalnya masih adanya gap penelitian sebelumnya), dan melalui observasi yang dapat memberikan anda informasi terkini dan relevan dengan teori yang anda ingin uji berdasarkan kajian litelatur.
Contoh :
Melalui kajian penelitian sebelumnya, anda menemukan bahwa masih terdapat banyak perbedaan hasil mengenai intensi membeli ponsel (saya contohkan penelitian Si A, B, dan C). Si A menyimpulkan bahwa pembeli lebih mengutamakan harga, si B menyimpulkan Merk merupakan faktor paling kuat yang mempengaruhi niat membeli, dan si C ternyata menyimpulkan bahwa fasilitas yang diberikan ponsel yang menjadi faktor utama intensi membeli konsumen.
Melalui observasi, anda memperoleh info dari penjual langsung mengenai apa yang biasanya paling dicari pembeli, anda juga dapat mewawancari beberapa pembeli di toko ponsel jika mau.
Tahap 4 : Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah
Identifikasi masalah membantu anda untuk menyusun pertanyaan yang ingin anda jawab dalam riset. Pembatasan juga dapat dilakukan pada tahap ini (misalnya studi anda hanya pada merek ponsel A). Sedangkan rumusan masalah memuat pernyataan maupun pertanyaan yang ingin anda peroleh jawabannya melalui riset ini.
Contoh :
Melalui kajian riset sebelumnya dan observasi, anda merumuskan permasalahan yang ingin dikaji antara lain :
  1. Faktor-faktor apa yang menjadi alasan orang membeli ponsel ?
  2. Apakah ada perbedaan perilaku pembelian konsumen berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan penghasilan ?
  3. dan lainya….
Tahap 5 : Menyusun Proposa

Thursday, December 4, 2014

PENELITIAN DESKRIPTIF



  1. BAB I
    PENDAHULUAN
    A.    Latar Belakang
    Penelitian deskriptif (descriptive reasearch), yang biasa disebut juga penelitian taksonomik (taksonomic research), seperti telah disebutkan sebelumnya, dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atua kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan uinit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jaringan hubungan antar variabel yang ada tidak maksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-varibel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial. Oleh karena itu, pada suatu penelitian deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan pengujian hipotesis (seperti yang dilakukan dalam penelitian eksplanasi) ; berarti tidak dimaksudkan unutk membangun dan mengembangkan perbendaharaan teori. Dalam pengelolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan pengolahan statistik yang bersifat deskriptif (statistik deskriptif).
    B.     Rumusan Masalah
    1.      Apa yang dimaksud dengan penelitian deskriptif ?
    2.      Apa sajakah jenis-jenis penelitian deskriptif ?
    3.      Bagaimanakah langkah-langkah penelitian deskriptif ?

    C.     Tujuan
    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui seperti apa penelitian deskriptif tersebut. Pembaca juga dapat mengetahui apa-apa saja jenis-jenis penelitian deskriptif dan bagaimana langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian deskriptif.


    BAB II
    PEMBAHASAN
    A.    Pengertian Penelitian Deskriptif
    Menurut Hidayat syah penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk menemukan pengetahuan yang sekuas-luasnya terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu.  Sedangkan menurut Punaji Setyosari ia menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk  menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata.  Hal senada juga dikemukakan oleh Best bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
    Sukmadinata (2006:72) menjelaskan  Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya
    Penelitian deskriptif menurut Etna Widodo dan Mukhtar (2000) kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih pada menggambarkan apa adanya suatu gejala, variabel, atau keadaan. Namun demikian, tidak berarti semua penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam penelitian deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan bagaimana berusaha menemukan sesuatu yang berarti sebagai alternatif dalam mengatasi masalah penelitian melalui prosedur ilmiah.
    Penelitian deskriptif tidak hanya terbatas pada masalah pengumpulan dan penyusunan data, tapi juga meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut. Oleh karena itu, penelitian deskriptif mungkin saja mengambil bentuk penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang membandingkan satu fenomena atau gejala dengan fenomena atau gejala lain, atau dalam bentuk studi kuantitatif dengan mengadakan klasifikasi, penilaian, menetapkan standar, dan hubungan kedudukan satu unsur dengan unsur yang lain.
    Contoh permasalahan penelitian yang tergolong penelitian deskriptif seperti : “Bagaimanakah gambaran kebiaasaan membaca di kalangan mahasiswa ?”, “ Bagaimanakah gambarn jumlah putus sekolah di tingkat sekolah dasar ?”, “Bagaimanakah gambaran pelaksanaan sistem kredit semester di perguruan tinggi ?”.
    Penelitian memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut :
    1.      Memusatkan penyelidikan pada pemecahan masalah aktual atau masalah yang dihadapi pada masa sekarang.
    2.      Data yang telah dikumpulkan disusun dan dijelaskan, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analitik.
    3.      Menjelaskan setiap langkah penelitian secara rinci.
    4.      Menjelaskan prosedur pengumpulan datanya.
    5.      Memberi alasan yang kuat mengapa peneliti menggunakan teknik tertentu dan bukan teknik lainnya.
    Penelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut :
    1.      Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
    2.      Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.
    3.      Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.
    B.     Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
    Furchan (2004) menjelaskan, beberapa jenis penelitian deskriptif, yaitu;
    1.      Studi kasus
    Yaitu suatu penyelidikan intensif tentang individu, dan atau unit sosial yang dilakukan secara mendalam dengan menemukan semua variabel penting tentang perkembangan individu atau unit sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini dimungkinkan ditemukannya hal-hal tak terduga kemudian dapat digunakan untuk membuat hipotesis.
    2.       Survei
     Studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif besar jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang variabel dan bukan tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, survei sampel tentang hal-hal yang nyata, dan survei sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.
    3.      Studi perkembangan
     Studi ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya bagaimana sifat-sifat anak pada berbagai usia, bagaimana perbedaan mereka dalam tingkatan-tingkatan usia itu, serta bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Hal ini biasanya dilakukan dengan metode longitudinal dan metode cross-sectional.
    4.      Studi tindak lanjut
    Yakni, studi yang menyelidiki perkembangan subyek setelah diberi perlakukan atau kondisi tertentu atau mengalami kondisi tertentu.
    5.       Analisis dokumenter
    Studi ini sering juga disebut analisi isi yang juga dapat digunakan untuk menyelidiki variabel sosiologis dan psikologis.
    6.      Analisis kecenderungan
    Yakni, analisis yang dugunakan untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi.
    7.       Studi korelasi
    Yaitu, jenis penelitian deskriptif yang bertujuan menetapkan besarnya hubungan antar variabel yang diteliti.
    C.    Langkah-langkah Penelitian Deskriptif
    Penelitian deskriptif mempunyai langkah-langkah penting sebagai berikut :
    1.      Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.
    2.      Membatasi dan merumuskan permasalahn secara jelas.
    3.      Menetukan tujuan dan manfaat penelitian.
    4.      Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
    5.      Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.
    6.      Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menetukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
    7.      Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.
    8.      Membuat laporan penelitian.

    BAB III
    PENUTUP
    A.                Kesimpulan
    Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis, fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepatPenelitian deskriptif memiliki keunikan sebagai berikut :
    1.      Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali memperoleh responden yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat kesimpulan.
    2.      Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai.
    3.      Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi dan dirumuskan secara jelas, agar di lapangan peneliti tidak mengalami kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.







    DAFTAR PUSTAKA
    Hidayat syah.2010.Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verivikatif. Pekanbaru : Suska Pres.
    Punaji Setyosari.2010.Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta : Kencana.
    Sanapiah Faisal.2008.Format-format Penelitian Sosial. Jakarta : Rajawali Pers.
    Sukardi.2003.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
    Sumardi Suryabrata.2008.Metodologi Penelitian. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
    1
     

    Lihat komentar


Memuat
Template Dynamic Views. Diberdaya

Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok.
Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan keduan menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain). Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatori.
Metode kualitatif secara garis besar dibedakan dalam dua macam, kualitatif interaktif dan non interaktif. Metode kualitatif interaktif, merupakan studi yang mendalam menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan alamiahnya.
a. Studi Etnografik
Studi etnografik (ethnographic studies) mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok social atau sistem. Proses penelitian etnografik dilaksanakan di lapangan dalam waktu yang cukup lama, berbentuk observasi dan wawancara secara alamiah dengan para partisipan, dalam berbagai bentuk kesempatan kegiatan, serta mengumpulkan dokumen-dokumen dan benda-benda (artifak).
b. Studi Historis
Studi Historis (historical studies) meneliti peristiwa-peristiwa yang telah berlalu. Peristiwa-peristiwa sejarah direka-ulang dengan menggunakan sumber data primer berupa kesaksian dari pelaku sejarah yang masih ada, kesaksian tak sengaja yang tidak dimaksudkan untuk disimpan, sebagai catatan atau rekaman, seperti peninggalan-peninggalan sejarah, dan kesaksian sengaja berupacatatan dan dokumen-dokumen.
c. Studi Fenomenologis
Fenomenologis mempunyai dua makna, sebagai filsafat sain dan sebagai metode pencarian (penelitian). Studi fenomenologis (phenomenological studies) mencoba mencari arti dari pengalaman dalam kehidupan.Peneliti menghimpun data berkenaan dengan konsep, pendapat, pendirian, sikap, penilaian dan pemberian makna terhadap situasi atau pengalaman-pengalaman dalam kehidupan. Tujuan dari penelitian fenomenologis adalah mencari atau menemukan makna dari hal-hal yang esensial atau mendasar dari pengalaman hidup tersebut.
d. Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terikat oleh tempat, waktu atau ikatan tertentu. Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.
e. Teori Dasar
Penelitian teori dasar atau sering juga disebut penelitian dasar atau teori dasar (grounded theory) merupakan penelitian yang diarahkan pada penemuan atau minimal menguatan terhadap suatu teori.
f. Studi Kritis
Dalam penrelitian kritis, peneliti melakukan analitis naratif, penelitian tindakan, etnografi kritis, dan penelitian feminisme. Penelitian mereka diawali dengan mengekspos masalah masalah manipulasi, kesenjangan dan penindasan sosial.
g. Penelitian noninteraktif
Penelitian noninteraktif (non interactive inquiry) disebut juga penelitian analitis, mengadakan pengkajian berdasarkan analisis dokumen. Peneliti menghimpun, mengidentifikasi, menganalisis, dan mengadakan sintesis data, untuk kemudian memberikan interpretasi terhadap konsep, kebijakan, peristiwa yang secara langsung ataupun tidak langsung dapat diamati.
Minimal ada 3 macam penelitian analitis atau studi noninteraktif, yaitu analisis : konsep, historis, dan kebijakan. Analisis konsep, merupakan kajian atau analisis terhadap konsep-konsep penting yang diinterpretasikan pengguna atau pelaksana secara beragam sehingga banyak menimbulkan kebingungan, umpamanya : cara belajar aktif, kurikulum berbasis kompetensi dll.

Konsep Dan Macam-Macam Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Suatu penelitian mempunyai rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian.
1. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Ada beberapa metode penelitian yang dapat dimasukan ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu metode : deskriptif, survai, ekspos facto, komparatif, korelasional dan penelitian tindakan.
a. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau saat yang lampau, misalnya : berapa lama anak-anak usia pra sekolah menghabiskan waktunya untuk nonton TV
Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.
b. Penelitian survai
Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada 3 karakter utama dari survai : 1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti : kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi; 2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi; 3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi. Tujuan utama dari survai adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.
c. Penelitian Ekspos Facto
Penelitian ekspos fakto (expost facto research) meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi, misalnya penelitian tentang pemberian gizi yang cukup pada waktu hamil menyebabkan bayi sehat.
d. Penelitian Komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam Penelitian ini pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan diantara variabel-variabel yang diteliti.
e. Penelitian korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Misalnya : Penelitian tentang korelasi yang tinggi antara tinggi badan dan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan atau mengakibatkan badan yang berat, tetapi antara keduanya ada hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatiif), badanya tinggi tapi timbangannya rendah (ringan).
f. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun perbaikan hasil kegiatan. Misalnya : Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya.
g. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (research and development), merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk (Borg,W.R & Gall,M.D.2001). Metode ini banyak digunakan di dunia industri. Industri banyak menyediakan dana untuk penelitian mengevaluasi dan menyempurnakan produk-produk lama, dan atau mengembangkan produk baru. Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, insttrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, managgemen, pengawasan, pembinaan staff, dll.
2. Penelitian kuantitatif Eksperimental
Penelitian Eksperimental merupakan penelitian yang palin murni kuantitatif, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini. Penelitian Eksperimental merupakan penelitian labolatorium, walaupun bisa juga dilakukan diluar labolatorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian labolatorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalanya eksperimen. Metode ini bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel lain. Variabel yang memberi pengaruh dikelompokan sebagai variabel bebas (independent variables) dan variabel yang dipengaruhi dikelompokan sebagai variabel terikat (dependent variables). Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu : eksperimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal.
a. Eksperimen murni
Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok control, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel dependen, semua variabel dikontrol atau disamakan arakteristiknya.
b. Eksperimen semu
Metode eksperimen semu (qusi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan.
c. Eksperimen Lemah
Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Sesuai dengan namanya, eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya, oleh karena itu tidak digunakan untuk penelitian tesis dan disertasi juga skipsi sebenarnya.
d. Eksperimen subjek Tunggal
Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal.Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi atau lemah berlaku.