Health Researcher

Health Researcher
I love research

Thursday, July 31, 2014

Langkah langkah Penelitian

Bagaimana langkah-langkah seorang peneliti melakukan penelitiannya.
1.Mengidentifikasi, memilih dan merumuskan masalah
Setiap penelitian harus dimulai dengan adanya masalah. Dengan adanya masalah-masalah yang banyak dihadapi seseorang tentunya sebelum meneliti harusnya diidentiikasi terlebih dahulu. Masalah yang sudah teridentiikasi harus dirumuskan secara jelas, karena hal ini merupakan pangkal dari segala aspek penelitian. Perlu diperhatikan syarat-syarat utama didalam merumuskan masalah yaitu :
a.Masalah hendaknya dinyatakan dalam kalimat tanya.
b.Rumusan masalah hendaknya singkat, padat, jelas dan mudah untuk dipahami.
c.Rumusan masalah memberi petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan tersebut.
2.Menyusun Kerangka Pemikiran
Seorang peneliti harus menguasai teori-teori sebagai dasar argumennya dalam menyusun kerangka pemikiran. Dalam kerangka ini dijelaskan secara singkat dari gejala yang menjadi obyek yang diteliti. Dalam penyusunan kerangka pemikiran, pola pikiran logislah yang dipakai, agar dapat meyakinkan sesama peneliti.
3.Merumuskan hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian. Dalam tahapan ini peneliti haruslah sudah mulai memperoleh jawaban-jawaban sementara untuk memecahkan masalah.
4.Menguji Hipotesis secara empirik
Suatu hipotesis harus diuji berdasarkan data empiris, yaitu berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi atau lapangan empiris yang memberi data yang diperlukan.
5.Melakukan pembahasan
Setelah data diperoleh, selanjutnya data tersebut dibahas dengan adanya sumber dari dasar teori. Dalam pengolahan data, yang pertama kali dilakukan adalah menguji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Menganalisa data yang diperoleh merupakan langkah yang sangat kritik dalam penelitian. Penelitian harus memastikan teknik analisis mana yang akan dipilih.
6.Menarik kesimpulan.
Dari hasil analisa tadi maka dapatlah menarik kesimpulan yang merupakan pemecahan dari masalah tadi. Bukan untuk menambah masalah yang baru lagi.

ENUMERASI



Enumerasi adalah tata cara penomoran butir-butir permasalahan dalam penulisan makalah, skripsi, karya ilmiah, penelitian, dan lain sebagainya.
  1. Macam-Macam Sistem Penomoran
Ada 2 macam tata cara penomoran dalam penulisan karya ilmiah ataupun penulisan skripsi :
  1. Sistem balok angka penuh
    1. Angka romawi untuk judul bab
    2. Angka latin untuk judul sub-bab, dan seterusnya
Contoh format sistem penomoran balok angka penuh :
BAB I  {Judul Bab}
 1.1             ……
 1.2             ……
   1.2.1       ……
   1.2.2       ……
 1.3             ……
 1.4             ……
dst.
BAB II
 2.1
 2.2
   2.2.1
   2.2.2
   2.2.3
 2.3
dst.
  1. Sistem campuran angka dan huruf 
Sistem penomoran dengan cara ini menggunakan campuran huruf dan angka dalam formatnya. Contoh format :

BAB I
  1. A.
            1.
                            a.
                                  1)
                                    a)
    B.
            1.
            2.
                            a.
                                 1)
                                   a)
                                   b)
    dst.
 Sistem penomoran mana yang akan dipakai, itu terserah penulis tersebut. Namun dalam penulisan karya ilmiah ataupun skripsi lebih baik menggunakan system penomoran dengan format decimal (angka penuh). Hal ini dimaksudkan agar setiap sub-bab dan sub-judul akan mudah dikoreksi.
 Format Struktur Pengkodean
Pengkodean bab serta bagian-bagiannya dalam Penulisan Skripsi, Makalah serta Karya Ilmiah lainnya dilakukan dengan Format dan teknik sebagai berikut :
  1. Format Penulisan Angka Romawi Besar untuk bab secara berurutan, contoh : I, II, III, dst.
  2. Sistematika Penulisan Huruf Latin Besar untuk sub bab secara alphabetis, contoh : A, B, C, dst.
  3. Cara Penulisan Huruf Arab untuk paragraf secara berurutan, contoh : 1, 2, 3, dst.
  4. Penulisan Huruf Latin Kecil untuk sub paragraf secara Alphabetis, contoh: a, b, c, dst.
  5. Format Penulisan Huruf Arab dengan tanda kurung tutup untuk pasal secara berurutan, contoh : 1), 2), 3), dst.
  6. Penulisan Huruf Latin Kecil dengan tanda kurung tutup untuk sub pasal secara berurutan, contoh : a), b), c), dst.
  7. Penulisan Huruf Arab dengan tanda kurung ( ) untuk ayat secara berurutan, contoh : (1), (2), dst.
  8. Penulisan Huruf Latin Kecil dengan tanda kurung ( ) untuk sub ayat secara berurutan, contoh : (a), (b), (c), dst.
Penyusunan bagian bab dilakukan secara sederhana sehingga keserasian dan keseimbangan dapat dipertahankan.
 Penomoran Halaman
  1. Bagian pendahuluan yang meliputi : halaman judul, nama penulis, kata pengantar, dan daftar isi memakai angka romawi kecil dan diketik di sebelah kanan bawah (i, ii, iii, iv, dst)
  2. Bagian tubuh / pokok bagian dengan angka arab (1,2,3,4 dst) dan diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas
  3. Nomor halaman pertama dari tiap bab tidak ditulis tetapi tetap diperhitungkan.
Pada sumber lain, kami juga menemukan berbagai ketentuan-ketentuan dalam penomoran halaman, seperti halaman awal, halaman judul bab, halaman teks utama, dan lain sebagainya, adalah sebagai bertikut :
  1. Bagian awal karya ilmiah (halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, abstrak, riwayat hidup, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, dan daftar lampiran) diberi nomor halaman dengan menggunakan angka romawi kecil (I, ii, iii, iv, v, dst) dan ditempatkan ditengah bagian bawah. Halaman judul tidak diberi nomor, tetapi tetap dihitung.
  2. Mulai dari BAB I sampai dengan halamn terakhir pada daftar pustaka diberi nomor halaman dengan angka arab (1, 2, 3, 4 dst). Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali bab baru yang tidak diisi nomor halaman.
  3. Data yang mendukung penelitian disajikan dalam lampiran yang disajikan menurut kelompoknya tapi tanpa diberi nomor halaman, conto :
Lampiran 1. Pedoman wawancara
Lampiran 2. Peta Desa Sidorejo
 Ihwal Teknik Penulisan Karya Ilmiah
  1. Penomoran
Dalam memberikan nomor, harus diperhatikan hal-hal berikut.
  1. Romawi kecil
Penomoran dengan angka romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar/grafik, serta daftar singkatan dan lambing.
  1. Romawi besar
Angka romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab teoretis, bab metode dan penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).
  1. Penomoran dengan angka arab
Penomoran dengan angka arab (1, 2, 3, dst) dimulai dari bab 1 sampai dengan daftar pustaka (termasuk riwayat hidup dan lampiran).
  1. Letak penomoran
Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau berada ditengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas kanan atas.
 Sistem Penomoran
Sistem penomoran dengan angka arab menggunakan sistem digital. Angka terakhir dalam sistem digital tidak diberikan titik, misalnya : 1.1 Latar Belakang, 3.2.2 Peranan Bahasa Pembangunan. Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik, misalnya 1. Pendahuluan 2. Landasan Teori dan lain-lain (dalam makalah). Apabila ada penomoran sistem digital antara angka arab dan huruf, harus dicantumkan titik, misalnya, 2.1.3.a. Fungsi Koperasi.

Wednesday, July 2, 2014

Tracking Progress Towards Results: The M&E Plan and the ITT

Tracking Progress Towards Results: The M&E Plan and the ITT


MCA-N's Monitoring and Evaluation (M&E) Plan was developed to serve as a tool to plan and manage the process of monitoring, evaluating, and reporting progress towards achieving Compact results. It is used in conjunction with other reporting and management tools such as work plans, procurement plans, and financial plans.

The M&E Plan serves as a guide for programme implementation and management and a communication tool that allows MCA-N and other stakeholders to understand the Compact's objectives and the targets the Programme must achieve. The related Indicator Tracking Table (ITT), which reports on the indicators in the M&E Plan on a quarterly basis, helps document progress made towards those objectives and targets as implementation proceeds and provides data and information to support decisions about programme adjustments.

Planning for Results: Compact Development


In the course of Compact/Programme development, Namibia identified its constraints to development and tailored the MCA-N Programme to address those constraints. This means that the Programme should help unlock the country's development potential – and, from the very beginning, indicators were identified and targets established that would help us assess whether this potential was indeed being unlocked.

Logframe Matrix

What is a Logframe Matrix?

  • A logframe matrix is a short name for a logical framework matrix - a comprehensive project cycle management tool. This tool requires a detailed planning procedure to address problems, identify success criteria and enlist assumptions for the project. At the time of making, a logframe matrix taking the viewpoints of all stakeholders into consideration is a must - to ensure a high level of objectivity.
    Talking about its structure, as can be seen in the example of the logframe matrix, the matrix requires information to be fed into the 16 cross reference cells of the 4x4 matrix. The next section talks more about what goes into each of these cells.
  • Preparing a Logframe Matrix

    Here is more on the information required for making the logical framework matrix:

    Narrative Summary: This column is meant for a short descriptive summary of the project.
    • Goal/Objective: A statement or two about the main goal or objective that the project intends to achieve.
    • Purpose of Project: A list of the main purposes that the project will achieve. This list tries to break down the main goal into smaller achievable goals. For instance as in the example logframe matrix that we have used, the main goal of increasing the popularity of the XYZ health drink has been split into more achievable goals like promoting the product amongst health conscious people, youth and teenagers. Since the same promotion strategy cannot work equally well for all these different An Example of a Logframe Matrix.bmpsegments, it is advisable to split the main goal into sub-goals which seem more achievable.
    • Outputs: This is where the outcome or the end result of the project should be mentioned.
    • Activities: A list of all the strategies and activities that will be used to accomplish the goals and make the above mentioned outputs a reality. In the provided example there are three different strategies that have been identified to help with achieving the goals.

    Objectively Verifiable Indicators: These are measures that will help in assessing the extent to which the objectives have been achieved. The most important requirement here is that these measures should be objective and completely unbiased. Here’s what goes into this column of the logical framework matrix.
    • Goals: A method to find out the extent to which a goal has been fulfilled. As in the example the increases in the demand for the XYZ health drink will help in ascertaining how successful the promotion campaign has been.
    • Purpose: This requires verifiable indicators for each of the purposes on the list.
    • Outputs: Indicators which can be used to determine to what extent the outputs have been achieved.
    • Activities: Indicators to determine whether the input activities have been successful and to what extent.
    Screenshot Taken by: Sidharth Thakur
  • Means of Verification: The means of verification column in the logframe matrix defines the exact source of the data that will be used to evaluate and measure performance.
    • Goals: The exact data source that will be used to determine the successful accomplishment of the goal. In the example of a logframe matrix that has been provided with this article the data source for determining the popularity of the product will be the frequency and volumes of the restocking orders received from the sales channels.
    • Purpose: The data source that can be used to determine the achievement for each of the purposes on the list.
    • Outputs: The data sources for measuring the achieved outputs, for instance in our example the outputs can be measured using sales data and data collected through market research.
    • Activities: The source of data that can be used to verify how well each of the activities or inputs have contributed towards the project.

    Assumptions: Conditions or events outside the control of the project team or those that cannot be manipulated should be enlisted in this column. The ability to achieve the goals depends a great deal on these assumptions, since these assumptions have a direct impact on the project.
    • Goal: Conditions or events that can will determine the long-term feasibility of the rime goal of the project. For instance in the example logframe matrix the assumption that the health drink market will continue to be substantial has a major influence on the main goal of increasing the market share of XYZ health drink.
    • Purpose: List of events and conditions that are a prerequisite for achieving the purposes.
    • Output: Factors which are essential to achieving the outputs.
    • Activity: The conditions or factors which the project is assuming will be available for and at the time of executing the activities.

    Often during project execution the main goal or the big picture takes a back seat and the team members are confused about what they’re trying to achieve. Also the team looses sight of what are the risks, assumptions, the desired outputs and the strategic inputs. For all this, the logical framework matrix comes across as an effective technique. And what’s best about this technique is that it delivers excellent result irrespective of the size or type of the project.